Breaking News

6 Santri Tewas Tenggelam di Bekas Galian C Bangkalan, Kurangnya Pengawasan Jadi Sorotan

Salah satu keluarga korban saat tiba di Puskesmas Jaddih melihat jenazah korban(KOMPAS.com )


CariFakta.com – Duka mendalam menyelimuti Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, setelah enam santri ditemukan tewas tenggelam di kubangan bekas galian C di Desa Parseh, Kecamatan Socah, Kamis (20/11/2025) sore. Tragedi ini terjadi saat para santri tengah mengikuti kegiatan di luar pondok dan diduga lepas dari pengawasan pengurus.

Kapolsek Socah, Iptu Pariadi, mengonfirmasi identitas keenam korban. Empat di antaranya berasal dari Surabaya: Louvin (9), Rosyid Ainul Yakin (10), Reynand Azka (9), dan Salman (9). Dua santri lainnya berasal dari Madura, yakni Moh Nasirudin Adrai (8) dari Sampang dan Muhammad Akhtar Muzain Ainul Izzi (7) dari Bangkalan.

“Seluruh korban sudah dievakuasi dan dibawa ke puskesmas untuk proses identifikasi,” ujar Pariadi.

Pihak keluarga kemudian memilih membawa pulang jenazah tanpa dilakukan autopsi. “Sebagian sudah dibawa pulang dan sebagian lagi masih di puskesmas,” tambahnya.

Larangan yang Terabaikan

Peristiwa tragis ini bermula saat sejumlah santri melakukan aktivitas di luar area pondok. Tanpa sepengetahuan ustaz dan pengurus, enam bocah tersebut pergi ke area bekas galian C yang tidak jauh dari lokasi kegiatan.

Salah satu santri senior, Kholil, menuturkan bahwa pihak pondok sebelumnya telah berulang kali melarang seluruh santri mendekati area tersebut. Kubangan air yang menyerupai danau itu dikenal sangat dalam dan berbahaya, apalagi berada di dekat kawasan wisata Bukit Jaddih.

“Sejak awal sudah diberikan larangan agar tidak mendekati area kubangan itu,” jelas Kholil. Namun larangan itu diduga tidak diindahkan oleh keenam bocah yang masih duduk di bangku kelas 1 dan 2 sekolah dasar.

Mereka diduga bermain di area tersebut tanpa pengawasan orang dewasa hingga akhirnya tenggelam.

Bahaya Galian C: Masalah Lama yang Terulang

Insiden ini menambah daftar panjang korban akibat bekas galian C yang tidak direhabilitasi. Banyak kubangan galian di berbagai daerah berubah menjadi “danau dadakan” yang tampak indah, namun menyimpan risiko tinggi.

Minimnya tanda peringatan, kurangnya pengawasan, dan tidak adanya penutupan area berbahaya seringkali membuat lokasi seperti ini rawan menjadi tempat bermain anak-anak.

Solusi dan Langkah Pencegahan

Agar tragedi serupa tidak terulang, beberapa langkah penting perlu digarisbawahi:

  • Pemerintah daerah perlu menutup, memasang pagar, atau merehabilitasi lokasi galian C terbengkalai.

  • Pondok pesantren dan sekolah harus memperkuat pengawasan ketika anak beraktivitas di luar lingkungan lembaga.

  • Pemasangan papan peringatan dan larangan yang jelas di area berbahaya.

  • Edukasi keselamatan bagi anak tentang bahaya kolam dalam dan bekas galian.

Kejadian ini menjadi pengingat keras mengenai pentingnya upaya bersama untuk menjaga keselamatan anak—baik oleh keluarga, lembaga pendidikan, maupun pemerintah daerah. DB

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close