![]() |
| (Foto : Tribunnews) |
CARIFAKTA.COM – LANGSA. Suasana di SPBU Harapan, Jalan A Yani Kota Langsa, mendadak ricuh seusai waktu salat Magrib, Senin (1/12/2025). Keributan terjadi setelah warga yang mengantre BBM jenis pertalite menggunakan botol mineral menolak rencana penghentian sementara pengisian BBM.
Informasi di lapangan menyebutkan, warga keberatan dengan kebijakan penyetopan pengisian BBM menjelang waktu salat. Ketegangan memuncak ketika beberapa orang memukul botol-botol mineral, memicu reaksi massa lain yang sedang mengantre.
Sejumlah tong sampah dan plang pembatas jalur sempat dibanting. Namun, mesin dispenser BBM berhasil diamankan pengelola SPBU dengan bantuan aparat kepolisian dan anggota TNI berpakaian preman yang segera turun tangan.
Pihak SPBU sebelumnya telah mengumumkan bahwa pelayanan pengisian BBM hanya berlangsung hingga Magrib dan akan dibuka kembali pada Selasa (2/12/2025) pagi. Namun, warga mengaku tidak pernah mendengar pengumuman tersebut. Setelah melalui negosiasi cukup alot, massa akhirnya membubarkan diri sekitar pukul 21.00 WIB.
Meski situasi telah kembali kondusif, sejumlah kendaraan memilih tetap bertahan di lokasi untuk menunggu pembukaan SPBU keesokan harinya.
Kelangkaan BBM juga dilaporkan terjadi di SPBU Idi Rayeuk, Aceh Timur. Warga menggeruduk SPBU setelah menduga pengelola menimbun BBM. Petugas mengklaim stok habis, namun warga tidak percaya dan memaksa memeriksa tangki penyimpanan. Setelah diketahui stok masih tersedia, masyarakat langsung mengantre.
Untuk mengendalikan situasi, pihak SPBU akhirnya menerapkan pembatasan pembelian: Rp30 ribu untuk sepeda motor dan Rp15 ribu untuk pembeli menggunakan botol plastik. Warga meminta agar pasokan BBM tidak ditimbun, terutama pada kondisi darurat seperti saat ini. Kelangkaan BBM diduga dipicu oleh akses jalan yang terputus akibat banjir.
Sementara itu, kemacetan parah melanda ruas Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Medan–Binjai pada Senin (1/12/2025) malam. Kepadatan panjang terjadi di beberapa SPBU, mulai dari Kampung Lalang hingga Kota Binjai, dengan titik terparah di kawasan Diski Km 15–16,5. DB
