![]() |
| (Foto : KOMPAS.com) |
“SMK Go Global memastikan lulusan kita mampu menaklukkan pasar kerja global,” ujar Muhaimin dalam kegiatan workshop SMK se-Jawa Barat. Pemerintah, kata dia, tengah menyiapkan pembenahan sistem vokasi dari hulu hingga hilir melalui usulan pembentukan Badan Vokasi Nasional.
Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Pelindungan Pekerja Migran, Leontinus Alpha Edison, menyebut transformasi vokasi menjadi mendesak karena banyak lulusan SMK masih belum bekerja.
“Ada 1,63 juta lulusan SMK yang hingga kini belum mendapatkan pekerjaan, dan ini harus menjadi perhatian serius,” ujarnya.
Melalui roadshow tersebut, Kemenko PM mendorong langkah konkret agar kebutuhan tenaga terampil dunia dapat dipenuhi oleh lulusan SMK Indonesia. Leon menegaskan pemerintah menargetkan 1 juta talenta global terampil sebagai bagian dari agenda jangka panjang.
Menurutnya, workshop disusun untuk memberikan arahan strategis kepada para kepala sekolah, fokus pada tiga pilar:
Permintaan tenaga terampil Indonesia cukup tinggi, terutama dalam skema Specified Skilled Worker (SSW) di Jepang. “Tujuan kami jelas, memastikan lulusan SMK dapat mengisi peluang kerja internasional,” kata Leon.
Kurikulum SMK harus selaras dengan kebutuhan industri global, mencakup pelatihan berbasis industri, bahasa asing, sertifikasi internasional, hingga penguatan soft skill.
3. Menjamin pelindungan dan keamanan
Leon menekankan pentingnya edukasi agar siswa tidak menjadi korban penipuan online, penempatan non-prosedural, atau risiko TPPO.
Sebanyak 507 kepala SMK se-Jawa Barat berkumpul di Aula SMKN 1 Bandung membahas strategi penyelarasan kurikulum dengan kebutuhan industri global. Muhaimin menegaskan bahwa pembenahan vokasi tidak bisa dilakukan secara parsial.
“Pasar kerja global menuntut standar baru. Kurikulum, kompetensi, hingga kesiapan siswa harus dibenahi dari hulu sampai hilir,” tegasnya.
Pemerintah menargetkan:
-
500 lulusan SMK bekerja di luar negeri pada tahun ini,
-
1 juta lulusan terserap pasar global pada 2026.
Pada pekan kedua Desember, peserta pertama program SMK Go Global dijadwalkan diberangkatkan.
“Skill dan bahasa harus diperkuat agar lulusan kita bisa mengisi peluang kerja yang terbuka di luar negeri,” kata Muhaimin. DB
