TebingTinggi — Di sekolah, kantor pemerintahan, atau bahkan di uang kertas yang kita gunakan setiap hari, simbol-simbol kebangsaan Indonesia begitu akrab di mata. Namun ironisnya, semakin sering dilihat, justru semakin banyak pula yang lupa atau bahkan tidak pernah memahami makna sebenarnya dari simbol-simbol tersebut. Padahal, setiap simbol memiliki nilai historis dan filosofis yang dalam, serta fungsi strategis dalam membangun identitas dan semangat kebangsaan.
Berikut adalah lima simbol kebangsaan Indonesia yang sering kita temui namun jarang dipahami maknanya secara utuh:
1. Garuda Pancasila
Bukan sekadar lambang negara, Garuda Pancasila adalah representasi dari kekuatan, keberanian, dan keanekaragaman. Setiap elemen dalam lambang ini memiliki arti: jumlah bulu pada sayap, ekor, dan leher menggambarkan tanggal kemerdekaan; perisai di dada melambangkan Pancasila; dan pita bertuliskan “Bhinneka Tunggal Ika” menegaskan prinsip persatuan dalam keberagaman. Sayangnya, masih banyak generasi muda yang hanya mengenal lambangnya tanpa memahami struktur maknanya.
2. Bendera Merah Putih
Merah berarti berani, putih berarti suci. Kombinasi warna ini telah digunakan sejak zaman Kerajaan Majapahit dan menjadi simbol perjuangan kemerdekaan. Namun, tidak semua warga menyadari bahwa pengibaran bendera harus mengikuti tata cara tertentu yang telah diatur dalam undang-undang. Kesadaran terhadap makna dan penghormatan bendera masih perlu ditingkatkan melalui pendidikan dan praktik langsung.
3. Lagu Kebangsaan "Indonesia Raya"
Dinyanyikan dalam upacara dan acara resmi, “Indonesia Raya” adalah simbol semangat nasional dan pernyataan tekad bersatu. Lagu ini pertama kali diperdengarkan pada Kongres Pemuda II tahun 1928. Kajian dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunjukkan bahwa pemahaman generasi muda terhadap sejarah dan lirik lagu ini menurun drastis karena kurangnya penekanan dalam kurikulum dan kegiatan ekstrakurikuler.
4. Bahasa Indonesia
Sebagai bahasa pemersatu dari lebih 700 bahasa daerah, Bahasa Indonesia adalah kekuatan sosial dan identitas nasional. Namun, dalam praktiknya, penggunaan bahasa baku sering terpinggirkan oleh gaya bahasa media sosial yang informal. Ini menjadi tantangan bagi dunia pendidikan dan media untuk kembali menekankan pentingnya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
5. Monumen Nasional (Monas)
Sebagai ikon ibu kota sekaligus simbol perjuangan rakyat Indonesia, Monas dirancang bukan hanya untuk estetika, tetapi sarat makna. Lidah api berlapis emas di puncaknya melambangkan semangat perjuangan yang tidak pernah padam. Sayangnya, bagi sebagian generasi muda, Monas lebih dikenal sebagai lokasi wisata daripada lambang nasionalisme.
Solusi dan Refleksi
Agar simbol kebangsaan tidak hanya menjadi ornamen visual semata, perlu adanya integrasi pemahaman simbolik ke dalam sistem pendidikan, media massa, dan ruang publik. Kampanye digital, kurikulum berbasis nilai nasionalisme, dan revitalisasi museum atau ruang edukatif menjadi strategi yang bisa ditempuh.
Kajian dari LIPI (2022) menegaskan bahwa penguatan identitas kebangsaan melalui pemahaman simbol nasional dapat meningkatkan rasa memiliki dan partisipasi warga dalam menjaga keutuhan bangsa. Di era globalisasi dan disrupsi informasi seperti sekarang, pemahaman akan simbol nasional adalah kunci menjaga jati diri bangsa Indonesia.
Mengenal dan memahami simbol kebangsaan adalah langkah awal untuk mencintai dan menjaga Indonesia. Lebih dari sekadar lambang, mereka adalah cermin sejarah, nilai, dan semangat yang diwariskan untuk generasi penerus.CariFakta.com
