Breaking News

Trump Ancam Bombardir Iran Lagi, Sebut Khamenei Pembohong dan Hentikan Upaya Pencabutan Sanksi


Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berbicara dalam konferensi pers di Gedung Putih, Washington usai militer AS menyerang Iran, Sabtu (21/6/2025). (Sumber: Carlos Barria/Associated Press)


JAKARTA  – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan pernyataan keras terhadap Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei, menyebutnya sebagai pembohong dan mengancam akan melancarkan serangan militer lebih lanjut jika Iran tetap melanjutkan program nuklirnya.

Pernyataan tersebut disampaikan Trump melalui platform media sosial Truth Social pada Jumat (27/6/2025), sehari setelah Khamenei menyatakan kemenangan Iran atas Israel dalam konflik yang berakhir dengan gencatan senjata pekan lalu. Dalam unggahannya, Trump menuding Khamenei menyebarkan kebohongan setelah menyebut Iran telah "menampar AS di wajahnya" dengan menyerang pangkalan udara Amerika di Qatar.

“Negaranya hancur lebur, tiga situs nuklirnya yang jahat dihancurkan, dan saya tahu persis di mana ia bersembunyi,” tulis Trump. Ia juga menegaskan bahwa klaim kemenangan Khamenei adalah kebohongan besar dan menyatakan bahwa hanya kekuatan militer AS dan Israel yang menahan tindakan lebih lanjut terhadap pemimpin Iran tersebut.

Trump mengungkap bahwa dirinya telah menghentikan proses kemungkinan pencabutan sanksi terhadap Iran, yang semula dipertimbangkan guna memberikan ruang pemulihan bagi negara tersebut. Ia menyebut pernyataan Khamenei sebagai bentuk “kemarahan, kebencian, dan kejijikan” yang memperburuk peluang diplomasi.

Dalam pernyataan kepada wartawan, Trump juga mengonfirmasi bahwa AS siap melakukan serangan tambahan jika Iran tetap berusaha mengembangkan senjata nuklir. “Tentu saja, tanpa perlu ditanyakan lagi. Pasti,” katanya saat ditanya soal potensi bombardir lanjutan.

Sementara itu, Iran melalui Parlemennya telah menyetujui rancangan undang-undang yang menangguhkan kerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Langkah ini dianggap sebagai respons langsung atas serangan udara yang sebelumnya dilancarkan oleh militer AS ke tiga fasilitas nuklir Iran di Fordow, Isfahan, dan Natanz.

Kondisi antara kedua negara masih sangat tegang, dengan pernyataan terbaru dari Trump diyakini akan memperkeruh peluang perundingan diplomatik. Pihak Iran belum memberikan tanggapan resmi atas ancaman dan pernyataan terbaru dari Presiden AS tersebut.CariFakta.com

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close